NATO Respons Cepat Soal Penembakan Donald Trump

Brussels, 15 Juli 2024 – Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) merespons dengan cepat dan tegas menyusul insiden penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Insiden tersebut terjadi pada Minggu malam (14/7) di kediaman pribadinya di Florida. Serangan ini telah mengguncang dunia internasional dan memicu reaksi dari berbagai pemimpin global.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, dalam pernyataan resminya mengutuk keras tindakan kekerasan tersebut. “NATO mengecam dengan keras penembakan yang terjadi terhadap mantan Presiden Donald Trump. Kami menyerukan kepada pihak berwenang Amerika Serikat untuk melakukan investigasi menyeluruh dan membawa pelaku kejahatan ini ke pengadilan,” ujar Stoltenberg.

Stoltenberg menambahkan bahwa serangan terhadap mantan pemimpin negara merupakan ancaman serius terhadap demokrasi dan stabilitas internasional. “Tindakan kekerasan seperti ini tidak hanya menyerang individu tetapi juga menyerang prinsip-prinsip demokrasi yang kita junjung tinggi. NATO berdiri bersama Amerika Serikat dalam menghadapi ancaman ini,” tegasnya.

Presiden Amerika Serikat saat ini, Joe Biden, segera mengadakan pertemuan darurat dengan para pejabat keamanan nasional untuk membahas langkah-langkah penanganan insiden tersebut. Dalam pernyataannya, Presiden Biden menyatakan simpati dan dukungannya kepada keluarga Trump. “Kami berduka dan mendoakan kesembuhan cepat bagi mantan Presiden Trump. Pemerintah akan melakukan segala upaya untuk mengungkap kebenaran di balik serangan ini dan memastikan keadilan ditegakkan,” ungkap Biden.

Sementara itu, kondisi Donald Trump dilaporkan stabil setelah menjalani operasi darurat. Keluarga Trump mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa dari masyarakat internasional. “Kami sangat menghargai simpati dan dukungan yang diberikan oleh banyak pihak. Kami percaya pada sistem hukum dan berharap pelaku segera ditangkap,” ujar Ivanka Trump, putri dari Donald Trump.

Insiden ini menambah daftar panjang tantangan keamanan yang dihadapi oleh pemimpin dunia, baik yang masih menjabat maupun yang telah pensiun.